Koneksi Antar Materi "Refleksi Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara"

Oleh: Cucu Suryani,S.Pd,Gr. CGP Kabupaten Bogor SINTESIS BERBAGAI MATERI Apa yang saya percaya tentang murid dan Pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1 (tentang Pemikiran Ki Hajar Dewantara)? Murid adalah anak didik kita yang harus kita didik dengan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi-kompetensi yang berlaku saat ini. Setiap hari saya berusaha dengan rencana-rencana pembelajaran yang sudah di susun sebaik mungkin. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul tentang Pemikiran Ki Hajar Dewantara?
Murid adalah anak didik kita yang memiliki kodrat alam yang selalu ingin merdeka sejak dari kandungan, ia menangis jika merasa kehausan hingga jiwa merdeka saat ia dewasa.
Setiap anak memiliki kodratnya masing-masing yang sudah digariskan walaupun masih samar, maka tugas kita sebagai pendidik adalah membimbing, menuntun, dan menjadi instruktur agar murid kita merdeka sehingga mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Selain itu, hal yang terpenting dalam pendidikan anak kita adalah memberikan pendidikan akhlak atau budi pekerti. Peran orangtua ketika dirumah, peran guru ketika berada disekolah dan peran masyarakat ketika di lingkungan sekitarnya sangat penting untuk mendidik dan dijadikan teladan atau panutan dalam melakukan sikap-sikap terpuji sehingga anak-anak kita memiliki sikap beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, kreatif dan kebhinekaan global yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. Pendidikan yang kita berikan harus sesuai dengan tuntunan alam dan zamannya. Saat ini setiap anak harus memiliki keterampilan abad 21 yang meliputi creativity thinking, critical thinking, comunication dan collaboration. Siswa harus kreatif, mampu berpikir kritis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan mampu berkolaborasi dengan baik. Ketika pembelajaran dikelas, anak-anak sering sekali tidak memperhatikan penjelasan guru. Mereka lebih asik dengan bermain dan bercanda bersama teman-temannya. Sebagai seorang pendidik kita harus memahami bahwa bermain adalah kodrat anak. Guru harus menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar sesuai dengan kodrat anak. dengan bermain anak dapat mengolah cipta dan rasa sehingga menjadi sebuah karya dan budi pekerti. Anak yang terpenuhi kodratnya akan tumbuh menjadi insan yang memiliki budi pekerti yang baik atau yang dikenal dengan “Akhlakul karimah” ( akhlak yang terpuji). Seorang pendidik diibaratkan sebagai petani dan anak didik kita diibaratkan sebagai bibitnya. Petani harus merawat, memberi air, menyiangi hulma dan memberi pupuk agar kelak berbuah lebih baik dan banyak lagi. Namun, petani tidak mungkin dapat merubah bibit mangga menjadi anggur karna itu merupakan kodrat alam dan dasar yang harus diperhatikan dalam pendidikan dan itu diluar kecakapan atau kehendak kita sebagai pendidik. Pendidikan yang diberikan harus berpihak kepada anak, kita tidak bisa memaksakan kehendak yang kita inginkan. Anak adalah sang pemeran utama yang merupakan subjek bukan objek pendidikan. Guru dan murid harus berkolaborasi bersama untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya dan dapat mengakomodasi karakteristik masing-masing agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi contoh), Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun semangat), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan)
Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara? Yang segera akan saya terapkan dalam pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki hajar dewantara adalah Mendesain dan melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan berpusat pada peserta didik (Student Center). Dalam hal ini saya menggunakan model pembelajatan cooperative learning dan metode permainan, sehingga siswa akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu, pembinaan dan pembiasaan pendidikan budipekerti baik di sekolah maupun di rumah harus lebih ditingkatkan dan dikontrol oleh semua pihak. Dalam hal ini peran guru, orangtua dan masyarakat sangat penting dalam mengontrol dan menjadi panutan atau teladan bagi siswa agar menjadi pelajar yang memiliki kompetensi global dan berprilaku yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi dan Metakognisi “Pembelajaran Berdiferensiasi” Oleh : Cucu Suryani_ CGP Kab. Bogor

MENERAPKAN BUDAYA POSITIF " Membuat Kesepakatan Kelas"